Resep Masakan

Cari Isi Blog Ini Saja

Tampilkan postingan dengan label asam urat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label asam urat. Tampilkan semua postingan

20.7.15

Ketimun itu Obat Asam Urat

Asam Urat atau asam urik atau uric acid sebenarnya adalah senyawa turunan dari purin. Dan sebenarnya asam urat bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala adanya penyakit.
Kelebihan (hiperurisemia, hyperuricemia) atau kekurangan (hipourisemia, hyporuricemia) kadar asam urat dalam plasma darah tidak berbeda dengan kebebihan atau kekurangan gula atau garam dalam darah. ini sering menjadi indikasi adanya penyakit atau gangguan pada tubuh manusia. Asam urat merupakan produk akhir dari lintasan katabolisme nukleotida purina, akibat tak ada enzim urikase yang mengkonversi asam urat menjadi alantoin. Kelebihan kadar asam urat bisa menimbulkan batu ginjal dan/atau pirai di persendian.

Untuk mengurangi atau mengatasi gejala dan serangan kelebihan asam urat, berikut ini saya berikan resep alamiahnya.

Bahan-bahan:
1. 2 ketimun berukuran sedang
2. 4-5 batang seledri
3. Setengah jeruk lemon
4. Satu rimpang jahe merah

Cara membuat:

Ketimun dan seledri diblender dengan setengah gelas air matang. Lalu disaring untuk diambil airnya dan tambahkan perasan jeruk lemon dan ekstrak parutan jahe.

Minum 2 kali sehari.
Semoga bermanfaat. dan asam uratnya sembuh.

14.9.14

Khasiat Buah Mahkota Dewa, Obat Hebat bukan dari Dewa-dewa






Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan Mahkota Dewa. 
Kerajaan : Plantae. 
Divisi: Magnoliophyta. 
Kelas: Magnoliopsida. 
Ordo: Myrtales. 
Famili: Thymelaeaceae. 
Genus: Phaleria. 
Spesies: Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.

Mahkota Dewa yang dalam bahasa Latin disebut Phaleria macrocarpa adalah tumbuhan obat asli Indonesia yang berasal dari bumi Papua/Irian Jaya. Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti alkaloid, saponim, flavoid dan polifenol. Alkaloid yang memiliki sifat detoksifikasi mampu menetralisasi racun di dalam tubuh manusia, sedangkan saponim sangat berguna sebagai antibakteri dan antivirus serta mampu meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh, termasuk mampu meningkatkan kemampuan vitalitas. Selain itu, juga mampu mengurangi kadar gula darah serta mampu menekan tingkat penggumpalan darah.
Sementara Flavonoid berfungsi sebagai melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kolesterol dalam darah serta menekan penimbunan lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Flavonoid juga mampu menekan resiko penyakit jantung koroner, mampu menekan peradangan sebagai antiinflamasi, sebagai antioksidan, serta mampu mengurangi rasa sakit dan nyeri pada kasus pendarahan dan pembengkakan.
Sedangkan Polifenol sangat berguna dalam mengatasi alergi dalam kapasitasnya sebagai antihistamin atau antialergi.
Mahkota dewa bisa kita temukan banyak di tanam di pekarangan sebagai tanaman hias sekaligus sebagai tanaman obat herbal alamiah. Seperti contoh gambar di atas yang saya ambil di halaman rumah tetangga saya (Di halaman saya ada pohonnya tapi tidak berbuah selebat di halaman tetangga karena halaman saya agak kurang air, sementara di halaman tetangga berasa dekat aliran air buangan). Pohonnya tumbuh subur dan menghasilkan buah yang eksotis. Mahkota Dewa karena kelebatan dan kerindangannya, juga dijadikan sebagai tanaman peneduh di halaman. Pohon mahkota dewa dapat tumbuh subur dengan batang bisa mencapai lebih dari 3 meter. Buahnya yang berwarna merah cerah muncul dari batang, cabang dan ranting membuat pohon ini benar-benar eksotis.  
Untuk memanfaatkan sebagai obat, buah mahkota dewa dapat dikonsumsi basah maupun kering. Namun untuk membuat bahannya awet, maka orang lebih banyak mengeringkannya dengan cara buahnya diiris-iris lalu dijemur di matahari sampai air yang banyak terkandung diserat buah benar-benar habis. Selain itu, juga dapat dilakukan pengawetan dengan cara dikalengkang atau dibekukan.
Buah mahkota dewa memang sudah dikenal sejak zaman dahulu dan dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Buah Mahkota Dewa kering maupun basa dapat menyembuhkan berbagai penyakit baru maupun kronis seperti:
  1. Antialergi
  2. Antibakteria dan antivirus
  3. Antiinflamasi (anti inflamasi) 
  4. Antioksidan 
  5. Mencegah penyumbatan pembuluh darah
  6. Mencegah pertumbuhan sel-sel tumor dan kanker
  7. Menetralisir racun dalam tubuh
  8. Mengatasi penyakit jantung koroner 
  9. Mengobati disentri
  10. Mengobati hepatitis
  11. Mengobati eksim, dan gatal-gatal
  12. Mengurangi kadar gula darah
  13. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
  14. Meningkatkan vitalitas 
  15. Menurunkan kadar kolesterol 
  16. Menyembuhkan rematik dan asam urat
  17. Obat jerawat pada wajah
  18. dll. 
Untuk memanfaatkan buah Mahkota Dewa sebagai obat, dapat diikuti resep berikut ini:
1. Mengobati disentri (1)
Ambil 5 buah mahkota dewa yang sudah diiris-iris tipis lalu direbus dengan 5 gelas air. Biarkan samapi air tersisa 3 gelas. Ambil airnya dengan cara disaring lalu dinginkan. Setelah dingin, minumlah 3 kali sehari 1 gelas.  
2. Mengobati hepatitis
Bahan:
  • Daging buah mahkota dewa kering 5 gr
  • Pegagan 15 gr
  • Sambiloto kering 10 gr
  • Daun dewa 15 gr
  • Air bersih 6 gelas
Caranya: 
Cuci bersih semua bahan sampai bersih lalu rebus dengan 6 gelas air. Biarkan mendidih hingga airnya tinggal 3 gelas. Saringlah airnya dan diminum sehari 3 kali 1 gelas.

3. Mengobati tumor dan kanker
Bahan: 
  • Daging buah mahkota dewa kering 5 gr
  • Temu putih 15 gr
  • Sambiloto kering 10 gr
  • Cakar ayam kering 15 gr
  • Air bersih 5 gelas
Cara Membuat
Rebus semua bahan dengan 4 gelas air. Biarkan airnya sampai tinggal separuhnya. Saringlah airnya dan dinginkan lalu bagi 3 untuk diminum 3 kali sehari. 

4. Mengobati disentri (2)
Bahan: 
  • Kulit buah mahkota dewa sebanyak 7 gram
Caranya: 
Kulit buah Mahkota Dewa dicuci bersih lalu direbus selama 20 menit. Saring dan
dinginkan. Minumlah sekaligus ramuan tersebut sampai habis 2 kali sehari.

5. Mengibati eksim atau gatal gatal
Bahan: 
  • Daun mahkota dewa secukupnya
Caranya: 
Dau mahkota dewa ditumbuk sampai halus lalu tempelkan pada bagian kulit yang  terkena eksim atau gatal-gatal lalu dibalut. Gantilah ramuan tersebut 2 kali sehari.

6. Mengobati Diabetes Melitus 

Bahan:
  • Mahkota dewa 5–6 buah, diiris
  • Air bersih 5 gelas
Cara Membuat:
Rebus hingga airnya tinggal 3 gelas, lalu disaring. Minumlah 3 x 1 hari 1 gelas.

7. Darah Tinggi

Bahan :

  • Daging buah mahkota dewa kering 5-6 irisan
  • Daun sambiloto kering 10 gram
  • Daun pegagan kering 15 gram

Caranya:
Semua daun dicuci bersih kemudian rebus dengan 3 gelas air hingga tertinggal separuhnya. Dinginkan lalu disaring. Minum setengah gelas 3 kali sehari.

8. Lever

Bahan :

  • Daging buah mahkota dewa kering 15 gram
  • Daun sambiloto 7 lembar
  • Daun dewa  7 lembar
  • Umbi daun dewa 15 gram
  • Rimpang temu putih 15 gram

Caranya :
Semua bahan dicuci sampai bersih lalu direbus dengan 5 gelas air sampai tersisa 3 gelas. Dinginkan lau disaring. Diminum 1 gelas 3 kali sehari.

9. Jantung

Bahan :

  • Daging buah mahkota dewa kering 5 gram
  • Pegagan  15 gram
  • Sambiloto kering  10 gram
  • Daun dewa  15 gram

Cara pengolahan sama dengan cara pengolahan untuk pengobatan lever.


 =======================================

Scientific Classification of Plants Crown god. 
Kingdom: Plantae. 
Division: Magnoliophyta. 
Class: Magnoliopsida. 
Order: Myrtales. 
Family: Thymelaeaceae. 
Genus: Phaleria. 
Species: Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl. 

Mahkota Dewa which in Latin is called Phaleria macrocarpa is a medicinal plant native to Indonesia that comes from the earth Papua / Irian Jaya. Phaleria contains several active substances such as alkaloids, saponim, flavoid and polyphenols. Alkaloids which have detoxifying properties capable of neutralizing toxins in the human body, while saponim very useful as antibacterial and antiviral properties and can improve the ability of the immune system, including being able to improve vitality. In addition, it is also able to reduce blood sugar levels and suppressed the levels of blood clotting. 
Flavonoids function as a temporary blood circulation throughout the body and prevent blockages in blood vessels, reduce blood cholesterol and suppresses the accumulation of fat that sticks to the walls of blood vessels. Flavonoids are also able to reduce the risk of coronary heart disease, is able to suppress inflammation as an anti-inflammatory, antioxidant, and can reduce pain and pain in cases of bleeding and swelling. 
While Polyphenols are very useful in dealing with allergies in his capacity as an antihistamine or allergy. 
Crown of god can be found widely planted as an ornamental plant in the yard as well as a natural herbal medicinal plants. As an example picture above that I took at my neighbor's home page (In my yard there are fruit trees but not selebat in the neighbor's yard because my page a little less water, while in the neighbor's yard near the flow of waste water taste). The tree thrives and produces exotic fruits. Mahkota Dewa because luxuriance and kerindangannya, also used as a shade plant in the yard. Tree crown gods can thrive with the stems can reach over 3 meters. Bright red fruit that emerges from the trunk, branches and twigs of trees make this a really exotic. 
To take advantage of the drug, can be consumed Phaleria wet or dry. However, to make the material durable, then the more dry it by way of sliced ​​fruit and dried in the sun until the water contained a lot of fruit diserat completely discharged. In addition, it can also be done by way of dikalengkang preservation or frozen. 
Phaleria had been known since ancient times and used as traditional medicine. Mahkota Dewa fruit dry or alkaline can cure many chronic diseases and new such as: 
allergenic 
Antibacterial and antiviral 
Anti-inflammatory (anti-inflammatory) 
antioxidants 
Prevent arteries from clogging 
Prevent the growth of tumor cells and cancer 
Neutralize toxins in the body 
Coping with coronary heart disease 
treat dysentery 
treating hepatitis 
Treating eczema, and itching 
Reducing blood sugar levels 
Boost the immune system 
Enhance vitality 
Lowering cholesterol levels 
Cure rheumatism and gout 
Acne medication on the face 
etc.. 
To take advantage of Mahkota Dewa fruit as a medicine, can follow the following recipe: 
1 Treating dysentery (1) 
Take 5 Phaleria already sliced ​​thin and then boiled with 5 cups of water. Let the remaining 3 cups of water till. Take filtered water and let cool manner. After a cold, drink 1 cup 3 times a day. 
2 Treating hepatitis 
ingredients: 
Dried fruit pulp gods crown 5 g 
Gotu kola 15 gr 
10 grams of dried bitter 
God leaves 15 gr 
6 cups of clean water 
How: 
Rinse thoroughly all ingredients and boil with 6 cups of water. Let it boil until the water stayed 3 cups. Strain the water and drink 1 cup 3 times a day. 

3 Treating tumors and cancer 
ingredients: 
Dried fruit pulp gods crown 5 g 
Gathering white 15 gr 
10 grams of dried bitter 
15 g dried chicken claw 
Clean water 5 cups 
How to Make 
Boil all ingredients with 4 cups of water. Allow the water to just half. Strain the water and then refrigerate for 3 to drink 3 times a day. 

4 Treating dysentery (2) 
ingredients: 
Skin Phaleria about 7 grams 
How: 
Mahkota Dewa fruit skin is washed and boiled for 20 minutes. Filter and 
chill. Drink the potion at the same time to run out 2 times a day. 

5. Mengibati eczema or itchy rash 
ingredients: 
God petals taste 
How: 
Dau crown god until finely ground then put on the skin of eczema or hives then wrapped. Replace these ingredients 2 times a day. 

6 Treating Diabetes Mellitus 

ingredients: 
God crown 5-6 pieces, sliced 
Clean water 5 cups 
How to Make: 
Boil 3 cups water to live up to, and then filtered. Drink 3 x 1 day to 1 cup. 

7 High Blood 

ingredients: 
Dried fruit pulp gods crown 5-6 sliced 
10 grams of dried bitter leaf 
15 grams of dried leaves of Centella asiatica 
How: 
All the leaves are washed and then boiled in 3 cups of water until half behind. Chill and then filtered. Drink half a cup 3 times a day. 

8 Lever 

Ingredients: 
Dried fruit pulp gods crown 15 grams 
7 pieces of bitter leaf 
God leaves 7 pieces 
Bulbs god leaves 15 grams 
Rhizome 15 grams of white meeting 
How: 
All materials are washed thoroughly and boiled with 5 cups of water until the remaining 3 cups. Lau chill filtered. Drink 1 cup 3 times a day. 

9. Heart Deases 

Ingredients: 
Dried fruit pulp gods crown 5 grams 
Gotu kola 15 grams 
10 grams of dried bitter 
God leaves 15 grams 
Ways of processing the same by way of treatment for liver treatment.

1.7.11

Khasiat Daun Gedi



Ini yang namanya daun Gedi (Nama lokal umum di seluruh Sulawesi Utara). Nama Latin dan nama Indonesianya belum kutemukan. Sudah kucari-cari di ensiklopedi botani dan search di Google tidak pernah ketemu. Daun ini adalah bahan baku sayuran paling favorit di Sulawesi Utara pada umumnya. 

Sebenarnya ada beberapa situs dan blog yang menyebut daun gedi tapi ternyata data dan foto berbeda dengan gedi yang dikenal luas dan familiar bagi orang Sulawesi Utara. Misalnya di 
 (Dua ang terakhir ini terlalu memuja gedi sebagai sayurnya orang Bolmong. Mauuuunya..... Coba baku bataru deng orang Sanger deng Minahasa makang sayor gedi.... hehehe just kiding). Jika disebutkan bahwa gedi di negara lain dikenal dengan namanya seperti:
Inggris:  Edible hibiscus
Thailand:  Po fai
Pilipina:  Lagikway (lagikuway?)
coba bandingkan dengan link berikut untuk masing-masing nama.
Inggris http://en.wikipedia.org/wiki/Hibiscus atau http://en.wikipedia.org/wiki/Edible_flower
Thailand http://th.wikipedia.org/wiki/%E0%B8%8A%E0%B8%9A%E0%B8%B2
Filipina http://tl.wikipedia.org/wiki/Lagikway

Karena membingungkan, saya menantang para ahli botani di Indonesia umumnya dan di Manado khususnya untuk meneliti secara khusus daun gedi ini. Apalagi nama Latin dan nama  Indonesianya belum diketahui. Atau barangkali ada pakar botani yang tahu dapat dibagikan informasinya di sini.

OK. Lepas dari soal nama, foto dan data pohon gedi, maupun kandungan kimiawinya, secara empirik daun ini menjadi sayuran favorit masyarakat Sulawesi Utara. Jika bikin tinutuan atau bubur Manado tanpa gedi berarti tidak lengkap atau bukan tinutuan. Begitu populernya gedi bagi masyarakat Sulut, sehingga ketika ada acara hajatan yang menyajikan sayur gedi (apalagi kalau dimasak santan) pasti gedi yang lebih dulu diserbu sampai ludes. Cuma sangat disayangkan, kendati sayur ini sangat populer dan merupakan sayuran favorit, sangat-sangat jarang ada restoran atau rumah makan yang menjual sayur gedi. Bahkan tidak ada satupun usaha catering pernah menyediakan menu sayur gedi. Paling tidak, hanya ada satu restoran di Manado yang menjualnya, yakni restoran ...... (aku lupa namanya) di tepi pantai Malalayang sekitar 250 meter sesudah RS Prof Kandouw.

Selain sebagai sayuran favorit dan sangat populer bagi orang Sulut, sayur (daun) gedi ternyata dipercaya memiliki khasiat obat antara lain untuk menyembuhkan asam urat, darah tinggi, susah buang air besar, maag, dan lain-lain. Bahkan bagi ibu hamil, sayur ini sangat disarankan untuk memperlancar kelahiran anak.
Cara membuat ramuannya adalah daun gedi direbus bisa ditambah rempah lain (jika mau) seperti sereh, pandan, kemangi, tomat, cabe utuh (tidak digiling/dipotong/dipecah), dan sedikit garam. Sayurnya dan kuah dimakan bersama nasi atau hanya kuahnya diminum.
Lakukan 3 kali sehari.

Resep sayur Gedi:
Bahan:
Daun gedi 5 tangkai
Santan +/- 1000 cc dari 1 butir kelapa
Daun bawang 2 lembar
Daun padan 1/2 lebar
Bawang merah 3 siung

Cabe 10 buah
Ikan cakalang fufu sesuai selera


Cara memasak:
Semua rempah/bumbu dipotong-potong (kecuali cabe) lalu dimasak dengan setengah gelas santan dicampur 1 gelas air. Setelah mendidih masukkan dauh gedi yang sudah disobek-sobek. Biarkan terus sampai daun gedi layu sambil diaduk-aduk. Setelah lalyu, masukkan ikan cakalang fufu yang sudah dipotong-potong sesuai selera.  Terakhir, masukkan sisa santan dan biarkan sampai mendidih sambil diaduk agar santan tidak pecah. Cicipi kandungan garamnya. Jika perlu ditambah, silakan ditambah. Jika keasinan, tambahkan sedikit air. Jika sudah pas, silakan diangkat dan disajikan panas-panas bersama nasi dan lauk lainnya. Hmmmmm. Ngileeeerrrrr.
Masakannya enak dan berkhasiat untuk kesehatan tubuh kita.

Berikut ini macam-macam daun gedi yang ada di Sulawesi Utara (belum semua sempat difoto).




Khasiatnya bisa untuk turunkan tekanan darah tinggi, dan kolesterol dengan cara meminum air rebusan gedi.
Juga penyakit lain seperti maag, melancarkan ibu-ibu ketika akan  melahirkan dengan cara sering makan sayur ini menjelang hari persalinan dan masih banyak fungsi lainnya.


Info Tambahan

Sebuah tim Pasca Sarjana Unhas sempat melakukan penelitian kimiawi terhadap daun gedi. Judul penelitiannya adalah:
 Standardisasi Mutu Ekstrak Daun Gedi ( Abelmoschus manihot (L.) Medik) Dan Uji  Efek Antioksidan dengan Metode DPPH
Quality Standardisation of Gedi (Abelmoschus manihot (L.) Medik) Leaf Extract and Test of Antioxidant Effect with DPPH Method
A. Tenriugi Daeng Pine, Gemini Alam dan Faisal Attamim

Yang menjadi sedikit kendala untuk memahami  hasil penelitian tersebut, gedi mana yang diteliti. Sebab, dari penelitian ini disebutkan ketinggian pohon gedi antara 1,2 sampai 1,8 m. Padahal gedi yang menjadi sayuran favorit di Sulawesi Utara memiliki ketinggian hingga sekitar 8 meter (setahu saya dan pernah dilihat sendiri di kampung) dengan cabang-cabang dan ranting yang jarang dan merentang lebar dengan ukuran barang bisa mencapai diameter 15 cm. Karena ukurannya yang besar biasanya dicari oleh nelayan untuk dibuatkan pelampung atau "bui" jaring. (Coba perhatikan pohon gedi yang sempat aku jepret di atas di mana yang tertinggi sekitar 3 meter tapi tidak ada bunganya). Ketinggian dan besaran batang gedi ini  jarang terjadi karena gedi yang ditanam petani di Sulut sering dipetik  pucuknya sepanjang sekitar sejengkal untuk dikonsumsi sebagai sayur. Jadi saya ragu dengan objek penelitian oleh peneliti Unhas ini, apakah pohon gedi sayurnya orang Sulut atau gedi yang termasuk jenis bunga-bungaan. Apalagi tidak dicantumkan foto tanaman yang diteliti.
Jika merujuk pada spesis daun gedi sebagaimana disebut dalam judul penelitian itu, berarti jenisnya seperti berikut ini:
Daun Gedi Abelmoschus manihot (L.) Medik. Sama atau berbeda dengan sayurnya orang Sulut?

Coba bandingkan dengan gedi di Sulawesi Utara yang nyaris tidak pernah berbunga karena sering dipanen. Kalau sampai berbunga, berarti sudah bertahun-tahun tidak pernah dipanen dan tumbuh liar di lahan bekas ladang.
Berikut ini saya kutip bagian pendahuluan dari hasil penelitian itu dan untuk melihat naskah lengkapnya dapat Anda lihat di SINI.

Standardisasi ekstrak tumbuhan obat di Indonesia merupakan salah satu tahapan penting dalam pengembangan obat asli Indonesia. Ekstrak tumbuhan obat dapat berupa bahan awal, bahan antara, atau bahan produk jadi. Ekstrak sebagai bahan awal dianalogikan dengan komoditi bahan baku obat yang dengan teknologi fitofarmasi diproses menjadi produk jadi. Ekstrak sebagai bahan antara merupakan bahan yang dapat diproses lagi menjadi fraksi -fraksi, isolat senyawa tunggal ataupun tetap sebagai campuran dengan ekstrak lain. Adapun jika sebagai produk jadi berarti ekstrak yang berada dalam sediaan obat jadi siap digunakan, baik dalam bentuk kapsul, tablet, pil, maupun dalam bentuk sediaan topikal.Berbagai penelitian dan pengembangan yang memanfaatkan kemajuan teknologi dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu dan keamanan produk yang diharapkan dapat lebih meningkatkan kepercayaan terhadap manfaat obat yang berasal dari bahan alam. Salah satu penelitian yang telah dilakukan adalah pembuatan ekstrak tumbuhan berkhasiat obat yang dilanjutkan dengan standardisasi kandungannya untuk memelihara  keseragaman mutu, keamanan, dan khasiatnya.
Tanaman gedi (Abelmoschus manihot), suku Malvaceae, merupakan tumbuhan tahunan yang berbatang tegak dengan tinggi sekitar 1,2 – 1,8 m. Kandungan mucilago dari tanaman tersebut terdiri atas polisakarida dan protein. Tanaman ini mengandung quercetin-3-o-robinobiosid, hyperin, isoquercetin, gossipetin-8-o-glukuronid, dan myricetin (Liu et al., 2006). Bunganya mengandung quercetin-3-robinoside, quercetin-3’-glikosida, hyperin, myrecetin, antosianin, dan hyperoside. Hyperoside memiliki kemampuan antivirus, antinosiseptif, antiinflamasi, kardioprotektif, hepatoprotektif, dan efek protektif terhadap gastrimukosal (lapisan membran mukus pada lambung). Daun gedi juga telah diuji dapat mencegah ovariectomy-induced femoral ostopenia (kondisi densitas mineral tulang yang  lebih rendah dari batas normal pada bagian sendi tungkai akibat operasi pengangkatan rahim/ovarium) (Lin-lin et  al., 2007; Jain et al., 2009). Tanaman gedi
juga dapat meningkatkan fungsi penyaringan glomerular, mengurangi  proteinuria, hyperplasia messangium
yang dapat mengurangi kerusakan  jaringan ginjal (Shao-Yu et al., 2006).
Senyawa flavonoid mempunyai  berbagai fungsi penting untuk kesehatan, antara lain dalam menurunkan risiko serangan penyakit kardiovaskuler, tekanan darah, aterosklerosis, dan sebagai antioksidan (Hodgson et al., 2006). Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar yang terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh. Berdasarkan strukturnya, flavonoid adalah turunan senyawa induk flavon yang mempunyai sejumlah sifat yang sama.
Aglikon flavonoid terdapat pada tumbuhan dengan bentuk struktur yang berbeda-beda. Setiap struktur
mengandung atom karbon dalam inti dasar yang tersusun dalam bentuk konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Semua varian flavonoid saling berkaitan karena alur biosintesis yang sama dari alur sikimat dan alur asetat-malonat. Flavonoid dalam tumbuhan umumnya terikat sebagai glikosida, baik O-glikosida maupun C-glikosida (Markham, 1988; Harborne, 1987).
Flavonoid pada sayuran merupakan metabolit sekunder yang dimanfaatkan untuk kesehatan dan bahan pengkhelat yang menjadi penyumbang utama terhadap kapasitas fungsinya sebagai antioksidan. Selain berfungsi sebagai antioksidan, flavonoid juga dapat memodulasi jalur sinyal sel dan efeknya dapat ditandai pada fungsi sel dengan mengubah protein dan fosforilasi lemak dan modulasi ekspresi gen (Číž et al., 2010).
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai standardisasi mutu ekstrak tanaman gedi (Abelmoschus manihot L.) Medik agar diperoleh keseragaman mutu, keamanan, dan khasiatnya sebagai antioksidan.

Entri Populer

Daftar Blog Saya

Pengobatan Alternatif