Anda punya kebiasaan mengorek-ngorek lubang telinga? Hehehe, itu kebiasaan buruk yang juga pernah aku lakukan. Kebiasaan mengorek lubang telinga bisa dilakukan baik dengan jari, dengan cotton bud, batang korek api, peniti, bulu ayam, atau bagi orang Manado (Sulut) suka mengorek dengan tangkai daun gedi. Semua perilaku mengorek lubang telinga dilakukan untuk menghilangkan rasa gatal, "membersihkan" lubang telinga atau karena asyiknya ngorek-ngorek lubang telinga.
Tapi, tahukah Anda semua kebiasaan di atas, apapun bentuk dan caranya, mengorek lubang telinga pada hakikatnya sangat tidak disarankan. Itu merupakan perilaku paling buruk. Dampaknya adalah terjadinya infeksi lubang telinga bagian luar, bagian tengah atau bagian dalam.
Ketika kebiasaan buruk itu saya lakukan, beberapa kali saya harus mengunjungi dokter THT. Apa kata dokter? Wauuuww. Malah saya disemprot sang dokter. Masak sudah sarjana tak tahu resiko korek-korek lubang telinga? Duuuhh malunya aku. Tapi tak mengapa. Saya dapat ilmu baru dari si dokter. Dia bilang, sejak sekolah dasar tidak pernah ada guru yang mengajarkan bagaimana cara membersihkan lubang telinga. Yang ada hanya ajaran guru bagaimana membersihkan kuku dengan cara dipotong rutin agar terhindar dari bakteri atau kuman yang nempel di celah kuku. Jadi tidak pernah ada saran dari siapapun untuk membersihkan lubang telinga, kecuali karena alasan tertentu dan hanya boleh dilakukan oleh dokter.
Apapun ceritanya, mengorek kuping itu dianggap kegiatan yang sangat mengasyikkan. Namun perlu diingat bahwa mengorek kuping dengan cara yang tidak benar akan sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal, apapun jenis bahan yang digunakan.
Parahnya lagi, masih banyak di antara kita yang memiliki kebiasaan mengorek-ngorek liang telinga dengan jari berkuku tajam. Tanpa disadari, akibat gesekan kuku jari tersebut dengan dinding saluran telinga luar akan menjadi peradangan yang tidak bisa dianggap sepele. Jika cukup berat maka akan menimbulkan semacam bisul atau jenis penyakit lainnya.
Pada dasarnya, bentuk telinga dirancang untuk mengantisipasi masuknya kotoran. Liang telinga yang bersudut membuat kotoran, seperti debu atau serangga, sulit menembus bagian yang lebih dalam. Di mana tugas menghalau kotoran, bisa berupa minyak maupun kotoran kering, juga dilakukan oleh kelenjar rambut yang terdapat di bagian depan setelah liang telinga. Di sini juga diproduksi getah telinga yang bernama serumen yang lebih kita kenal sebagai tai telinga atau getah. Tai telinga inilah yang akan menangkap kotoran dan dengan sendirinya membersihkannya.
Tapi, tahukah Anda semua kebiasaan di atas, apapun bentuk dan caranya, mengorek lubang telinga pada hakikatnya sangat tidak disarankan. Itu merupakan perilaku paling buruk. Dampaknya adalah terjadinya infeksi lubang telinga bagian luar, bagian tengah atau bagian dalam.
Ketika kebiasaan buruk itu saya lakukan, beberapa kali saya harus mengunjungi dokter THT. Apa kata dokter? Wauuuww. Malah saya disemprot sang dokter. Masak sudah sarjana tak tahu resiko korek-korek lubang telinga? Duuuhh malunya aku. Tapi tak mengapa. Saya dapat ilmu baru dari si dokter. Dia bilang, sejak sekolah dasar tidak pernah ada guru yang mengajarkan bagaimana cara membersihkan lubang telinga. Yang ada hanya ajaran guru bagaimana membersihkan kuku dengan cara dipotong rutin agar terhindar dari bakteri atau kuman yang nempel di celah kuku. Jadi tidak pernah ada saran dari siapapun untuk membersihkan lubang telinga, kecuali karena alasan tertentu dan hanya boleh dilakukan oleh dokter.
Apapun ceritanya, mengorek kuping itu dianggap kegiatan yang sangat mengasyikkan. Namun perlu diingat bahwa mengorek kuping dengan cara yang tidak benar akan sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal, apapun jenis bahan yang digunakan.
Parahnya lagi, masih banyak di antara kita yang memiliki kebiasaan mengorek-ngorek liang telinga dengan jari berkuku tajam. Tanpa disadari, akibat gesekan kuku jari tersebut dengan dinding saluran telinga luar akan menjadi peradangan yang tidak bisa dianggap sepele. Jika cukup berat maka akan menimbulkan semacam bisul atau jenis penyakit lainnya.
Pada dasarnya, bentuk telinga dirancang untuk mengantisipasi masuknya kotoran. Liang telinga yang bersudut membuat kotoran, seperti debu atau serangga, sulit menembus bagian yang lebih dalam. Di mana tugas menghalau kotoran, bisa berupa minyak maupun kotoran kering, juga dilakukan oleh kelenjar rambut yang terdapat di bagian depan setelah liang telinga. Di sini juga diproduksi getah telinga yang bernama serumen yang lebih kita kenal sebagai tai telinga atau getah. Tai telinga inilah yang akan menangkap kotoran dan dengan sendirinya membersihkannya.
Nah, jika Anda terlanjur ngorek-ngorek lubang telinga dan mengalami infeksi sehingga terjadi peradangan, telinga dan sekitarnya membengkak dan memerah, coba gunakan ramuan tradisional berikut ini:
Bahan:
1 Siung bawang putih kecil seukuran kuku hari kelingking.
Caranya:
kupas kulir keringnya, cuci bersih lalu dibakar hingga panas (jangan sampai hangus). Kemudian ambil bawang putih yang sudah panas itu, lumatkan sedikit ujungnya lalu sumbatkan ke lubang telinga yang sakit dengan bagian yang dilumatkan berada di bagian dalam telinga. Biarkan telinga Anda tersumbat bawang putih selama beberapa waktu. Lakukan hal yang sama beberapa kali sampai sakitnya sembuh.
Setelah itu, hentikan kebiasaan buruk kita mengorek-ngorek lubang telinga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar