Resep Masakan

Cari Isi Blog Ini Saja

7.3.12

Cara Memahami Hasil Tes Urin

Cara Memahami Hasil Tes Urin

Resensi oleh:sem505
Air seni atau urin berisi berbagai zat limbah yang dikeluarkan dari tubuh. Namun, juga berisi informasi tubuh Anda. Urin yang mengandung glukosa, terlalu banyak protein, atau zat lainnya dapat menjadi pertanda masalah kesehatan. Ada lebih dari 100 tes yang berbeda dapat dilakukan pada urin. Tes urin digunakan secara luas untuk skrining, diagnosis dan memantau efektivitas pengobatan.
Penampilan fisik urin bisa dilihat dengan pemeriksaan visual. Selama pemeriksaan visual, dokter atau staf laboratorium dapat mengamati warna, kejernihan dan baunya yang akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan kimia dan mikroskopis. Penampilan fisik urin yang dapat dilihat dengan observasi langsung adalah:
    1. Warna urin dapat bervariasi dari bening kekuningan sampai gelap kecoklatan. Ini dipengaruhi cairan yang Anda minum, jenis makanan yang Anda makan, obat-obatan yang Anda ambil dan penyakit tertentu yang Anda miliki. Bila Anda kurang minum, warna urin cenderung gelap. Dehidrasi dan demam juga menyebabkan urin lebih pekat sehingga berwarna lebih gelap.
    2. Urin biasanya jernih. Zat yang menyebabkan kekeruhan namun dianggap normal adalah lendir, sperma dan cairan prostat, sel-sel kulit, kristal urin normal, dan kontaminan seperti salep dan bedak.
    3. Urin berbau sedikit pesing yang khas. Beberapa penyakit menyebabkan perubahan bau urin, misalnya infeksi bakteri E. coli menyebabkan bau tidak sedap dan diabetes menyebabkan bau amis.
  • Kandungan urin yang dapat diketahui dengan pemeriksaan kimia antara lain:
    1. Kepekatan urin (disebut juga osmolalitas atau specific gravity) dapat dihitung dengan berat jenisnya. Berat jenis adalah perbandingan berat urin dengan air murni dalam volume yang sama.
    2. Ginjal berperan penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Oleh karena itu, kondisi apapun yang menghasilkan asam atau basa dalam tubuh atau konsumsi makanan yang bersifat asam atau basa, secara langsung dapat memengaruhi pH urin.
    3. Demam, olahraga keras, kehamilan, dan beberapa penyakit dapat menyebabkan protein berada dalam urin. Kondisi di mana terdapat protein di dalam urin disebut proteinuria.
    Info lebih jelas ada di link yang relevan di bawah ini.
    1. Glukosa adalah jenis gula yang ditemukan dalam darah. Biasanya glukosa sangat sedikit atau tidak ada dalam urin. Ketika tingkat gula darah sangat tinggi– seperti pada diabetes yang tidak terkontrol– ginjal mengekskresikan glukosa ke dalam urin untuk mengurangi konsentrasinya di darah.
    2. Bila karbohidrat tidak tersedia, tubuh memetabolisme lemak untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan. Pemecahan lemak untuk energi menghasilkan zat limbah yang disebut keton. Keton biasanya tidak ditemukan dalam urin. Sejumlah besar keton dalam urin dapat menunjukkan kondisi sangat serius yang disebut ketoasidosis diabetik.
    3. Bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) membuat enzim yang mengubah nitrat menjadi nitrit. Nitrit dalam urin menunjukkan adanya infeksi saluran kemih (ISK).
    4. Esterase leukosit adalah enzim yang ditemukan dalam sel-sel darah putih. Kehadiran esterase leukosit di urin merupakan pertanda peradangan, yang umumnya disebabkan oleh infeksi saluran kemih.
    Kandungan urin yang dapat diperiksa dengan analisis mikroskopik antara lain:
    1. Sel darah merah (eritrosit). Biasanya, sel darah merah hanya sedikit hadir dalam urin. Peradangan, cedera, atau penyakit di ginjal atau di tempat lain di saluran kemih dapat menyebabkan sel darah merah bocor dari pembuluh darah ke dalam urin.
    2. Sel darah putih (leukosit). Jumlah leukosit dalam urin biasanya rendah. Jumlahnya yang tinggi dapat menunjukkan infeksi atau peradangan di saluran kemih.
    3. Sel epitel. Sel-sel epitel dari kandung kemih atau uretra dapat ditemukan dalam urin. Sel-sel dari ginjal kurang umum.
    4. Mikroorganisme. Kehadiran bakteri di urin menandakan infeksi. Bakteri dapat memasuki saluran kemih melalui uretra dan naik ke kandung kemih, menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).
    5. Kristal. Zat-zat ini dapat membentuk padatan kristal yang tidak beraturan atau seperti jarum. Kristal dianggap normal jika berasal dari zat terlarut yang biasanya ditemukan dalam urin.
    6. Bilirubin. Zat ini menjadi bagian dari cairan empedu yang disekresikan ke usus untuk membantu pencernaan makanan. Bilirubin tidak hadir dalam urin normal. Pada penyakit tertentu, seperti obstruksi bilier atau hepatitis, bilirubin bocor kembali ke aliran darah dan diekskresikan ke urin.
    7. Urobilinogen. Zat ini terbentuk di dalam usus dari bilirubin dan sebagian diserap kembali ke dalam aliran darah. Konsentrasi tinggi urobilinogen di urin mengindikasikan penyakit seperti hepatitis, sirosis hati dan anemia hemolitik.

    Cara Memahami Hasil Tes Urin Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/radiology/2270458-cara-memahami-hasil-tes-urin/

    Entri Populer

    Daftar Blog Saya

    Pengobatan Alternatif